sayatan tajam..

sial. aku ngga pengen perasaan kayak gini hinggap lagi. but in the fact, mereka datang sesukanya, dan ngga mau pergi walaupun aku udah berdarah-darah minta mereka keluar dari duniaku.

ada perih tiap aku lihat deretan tawa2 itu.

aku pengen menyapa mereka satu persatu. aku pengen bilang bahwa aku masih hidup di bagian bumi ini. aku pengen tanya bagaimana kabar mereka semua. aku pengen dengar cerita2 mereka. aku pengen mereka menganggap aku ada. tapi benarkah aku ada? setidaknya, benarkah aku pernah dianggap ada?

aku cuma seorang gadis yang -sangat-sangat-sangat- biasa saat itu. aku hanya seorang gadis yang bertubuh kurus, berkulit gelap, berkacamata, dan sangat sederhana. Aku suka duduk di pinggir jendela. memandang ke arah luar. karena aku ngga punya kehidupan dengan mereka yang ada di dalam sana. Aku juga lebih suka menghabiskan 30 menit waktu istirahatku untuk berada di tumpukan rak2 buku usang. gelap. pengap. hanya ditemani seorang perempuan gendut penjaga perpusatakaan.

Everyday is a hell day..

Aku selalu menghitung waktu. kapan aku segera pergi dari tempat ini? aku selalu ingin cepat2 turun ke bawah. duduk di bangku taman kecil itu. melihat mereka pergi dan tertawa-tawa dengan perasaan hampa. 1 detik. 1 menit. 1 jam. selesailah sudah. robot2 sudah lenyap. tinggal aku dan taman kecil itu. kami mulai mengobrolkan banyak hal. tentang burung2 gereja di atas pagar, tentang daun2 kering yang selalu membusuk setiap harinya, dan tentang tangisan2 kesepianku. kami terus mengobrol tentang dunia sampai petang mulai datang. sampai matahari mulai tenggelam dan langit berubah kemerahan. aku pun mulai beranjak pulang.

And now, here i am..

aku sudah meninggalkan mereka 2 tahun lamanya. Dan kembali pada kehidupanku yang lama. sebelum aku mengenal robot2 tak berperasaan itu. sebelum aku hanya menjadi seonggok daging hilang dalam neraka kering. Aku kembali tertawa dan hidup. walaupun kadang serpihan kecil mereka mampu membuatku tersayat perih. seperti saat ini..

Ada saat dimana kamu akan mengenang mereka dengan senyum di wajahmu..

benarkah?
kapan??
tolong ajari aku..

karena mereka ngga pernah bisa benar2 pergi dalam fragmen2 ingatanku..