hampa.

aku tak tau harus menuliskannya dari mana. sudah terlalu lama sejak aku tak lagi mengerti bagaimana cara menjadi diri sendiri. sudah terlalu lama sejak aku merasa begitu kesepian dan sendiri...

karena yang tersisa sekarang hanya sepetak planet bernama blog ini..

hampir setahun sudah aku kehilangan mereka, 2 orang yang sebelumnya selalu kupeluk erat dimanapun aku berpijak. 2 jiwa hilang yang selalu kutangisi diam-diam dalam setahun ini..

Sosok pertama adalah seorang perempuan. Rambutnya keriting. Kulitnya putih. Gigi depannya bogang. Badannya gendut. Gampang memar2 kalo kugigit. Mulutnya monyong 5 cm tiap cemberut. Tingkahnya sulit diatur. Sukanya ngaret. Dulu lemot banget soal lagu2 terbaru dan hal2 yang up to date. Sukanya menghabiskan duit. Pemalas. Kalau tidur suka gemeretakin gigi. Pecinta laki2 cakep, tapi bego tiap memulai obrolan dengan orang baru. :)

Yang kedua adalah seorang laki2. Rambutnya, huh, jangan ditanya, kadang bisa gondrong, kadang pernah juga di-rasta seperti rambut gimbal orang gila, kadang bisa rapi cepak. sukanya pelihara jenggot. badannya kurus. gila rokok, alkohol, dan err..wanita cantik. gampang pilek dan asma kalo kena dingin. tangannya kapalan karena sering pegang bass. sering fals tiap masukin suara ke gitar. sering ngutang sana sini buat makan dan masuk studio. :)

mereka dua sosok yang berbeda. tak mengenal satu sama lain. tapi aku mengenal keduanya sekaligus. mereka berdua sama2 gila. mereka berdua sama2 hidup dalam kekacauan. tapi herannya, hanya mereka lah yang bisa membuatku benar-benar mengerti bagaimana indahnya hidup. aku menangis setiap melihat mereka bersedih. aku senang setiap melihat mereka tertawa. pada mereka lah aku bisa menjadi diriku sendiri..

dan sekarang... tolong jelaskan padaku. siapapun diluar sana. jelaskan padaku, bagaimana cara mengisi kekosongan yang amat sangat ini? aku tertawa, aku menangis, aku berjalan, aku tertunduk.. tapi aku tak punya siapa2 lagi disini.. sepi. hampa. sendiri. aku mulai memudar, menyaksikan jiwa-jiwa itu pergi tanpa harus tau berbuat apa...

aku kedinginan.....

fitri

met idul fitri...
maafin riris kalo ada salah2 ya...

Note 4 my Key:
don't throw that shit again, k? :)

lagi, lagi, dan lagi

hufff.. siang ini begitu panas. bahkan aku harus login berkali2 untuk buka blog dan email sendiri. rasanya otakku sudah terformat ulang. atau penyakit2 itu sudah membuat ingatanku meluruh? humh.

ah, chaos and riot.. humh, aku kangen. kangen pada dua sosok ajaib itu. aku suka melihat cara mereka berjalan. tertawa. bercerita. menangis. atau bahkan hanya sekedar diam. damn. sudah terlalu lama -lagi- ya?

ah, dunia tampak berjalan begitu cepat. aku merasa sedikit tertinggal disini.

lost

aku benar-benar tak punya otak untuk berpikir tentang ini semua. kepalaku terlalu penuh untuk bisa menampung nasehat-nasehat. dadaku terlalu sesak untuk bisa bernapas dengan lega.

aku seperti anak perempuan kecil yang mengiba-iba untuk tidak ditinggal sendirian disini. berharap kali ini hanya mimpi. menangis. di sudut kamar. berbisik-bisik. terisak-isak. sendiri.

sekali lagi, jangan suruh aku berpikir. karena aku sudah lupa caranya. dan selalu saja begini. aku kembali bertanya, kenapa aku selalu begini? kenapa begini lagi? kenapa aku selalu membangun kastil yang indah buat mereka semua? kenapa aku selalu mengiba-iba seperti ini? kenapa aku harus menyembah-nyembah untuk tidak ditinggalkan sendiri? kenapa justru aku yang begitu menyayangi dia?

sungguh, pondasi ini terlalu rapuh untuk dihuni...

katakan padaku, apakah aku benar-benar bodoh? kenapa aku selalu menjadi budak-budak orang yang kusayangi? kenapa aku justru tak mampu lepas dari ini semua? kenapa aku harus terkurung disini?

ah, Tuhan.. ini sudah seperti ekstasi.
membuatku sakaw saat aku kehilangannya...

life goes on.. :)

hari ini aku buka-buka postingan lama punyaku.. aku senyum-senyum sendiri ngebacanya. humm.. ternyata hidup ini terus berjalan ya? apa yang terjadi hari ini ngga pernah sedikit pun tergambarkan waktu itu. tawa, tangis, jatuh cinta, patah hati, sampai sumpah serapah yang sering kuucapkan dulu (till now, hm? :P) benar-benar membuatku tersenyum sekarang. betapa hidup ini benar-benar berjalan mengalir. sungguh, aku bersyukur mempunyai semua kenangan-kenangan itu.

PS:
Untuk Hujan:
Where'd you go?
I miss you so..
Seems like it's been forever..
That you've been gone..


Hujan, tampaknya hanya kamu yang sejak dulu hingga sekarang masih tetap ada disini...

ass hole

Namanya Kumbo. Panggil saja begitu. Atau untuk lebih sopannya, aku biasa memanggilnya dengan embel-embel "Pak" sebelum menyebut namanya. Dia laki-laki yang kritis, idealis, dan err.. sedikit berantakan untuk ukuran seorang dosen.

Sejak pertengahan Juli ini, aku -mau tidak mau- harus berurusan dengan orang itu. Dan ternyata, aku harus dengan sangat tidak respek mengatakan, bahwa makhluk yang satu itu juga mempunyai watak keras, emosional, rigid, mulut berbisa, dan... nyinyir juga pastinya. Ugh!

Demi Tuhan, dimana sih hati nurani orang itu? Orang dengan IQ tinggi seperti dia harusnya punya EQ yang tinggi juga. Idealisme yang dia agung-agungkan berbanding lurus dengan rigiditas dan emosional yang dimilikinya. Dia benar-benar menguji kesabaranku.

Inhale.. Exhale.. Inhale.. Exhale..

Damn, he could kill me that way.

pakaian.

apa iya, pakaian mencerminkan siapa diri kita sebenarnya?
apa benar, jika seseorang berpakaian tertutup, maka dia adalah orang bermoral dan lebih baik dari yang lainnya?
apakah itu benar-benar menjadi suatu jaminan atas moral seseorang? bukankah hanya Tuhan yang berhak menilai sisi keimanan kita? kenapa mereka tidak membenahi diri sendiri sebelum menghakimi moral manusia lain? apakah mereka sudah mempunyai hati yang bersih sebelum menuduh betapa kotornya orang lain? mereka berteriak-teriak tentang cinta kasih, padahal mereka sendiri lah yang menebarkan hawa permusuhan.

Demi Tuhan... aku benar-benar tak mengerti.. kenapa semua orang di negeri ini berlomba-lomba untuk saling menghakimi satu sama lain? bukankah -sekali lagi- hanya Tuhan yang berhak menilainya? dan yang paling mengejutkan, kenapa kamu juga menjadi bagian dari mereka yang suka menghakimi itu? apakah kamu sudah membenahi dirimu sendiri sebelum memuntahkan komentar-komentar tajam itu?

ah... bukankah Tuhan memberi manusia 2 telinga dan 1 mulut? jadi kenapa kita terlalu banyak bicara daripada mendengar?

mengigil....

kamu tau, hidup ini kadang memang tidak seperti apa yang kita inginkan. kita berlomba-lomba untuk mempertahankan hal2 yang kita anggap penting. mati-matian bersumpah untuk tidak ini dan itu. dan pada ujungnya, nilai nol besar terpampang buat kita. meledakkan dada yang sesak oleh rasa bersalah..

aku ingin tetap berada di etalase itu. denial. aku masih dipenuhi ilusi, delusi, halusinasi dan tai kucing semacamnya. denial. aku masih tidak percaya aku benar-benar berada di rak ini dengan harga diskon, karena barangnya ada sedikit cacat.

sedikit?? ya, bagi banyak orang, itu adalah sedikit hal yang tidak begitu penting. dan bagi sedikit orang seperti aku contohnya, itu adalah hal besar yang tampak tidak rasional di mata mereka semua.

aku lelah. semua isi kepalaku seperti berputar-putar. semuanya seperti berdesak-desakan ingin melompat keluar. mereka kehabisan oksigen. hipoksia. tak ada ruang lagi yang tersisa. penglihatanku kabur. mungkin kacamata minusku perlu ditambah beberapa dioptri lagi. sampai mataku tampak mengecil karena biasnya. aku mual dan ingin muntah dengan semua kebobrokan ini.

denial.
hingga aku tersadar, bahwa aku memang berada di tempat ini sekarang. dengan seribu ketakutan yang menghantuiku setiap menitnya. aku gemetar. takut melangkah ke depan. takut dengan hal-hal absurd lain yang tak pasti.

kamu dimana?
aku mencari-cari dalam gelap. berharap kamu membawakan sebuah lilin untukku. atau mungkin selimut hangat. atau mungkin segelas Milo hangat. atau tak perlu semua itu. asal kamu ada disampingku, itu sudah lebih dari cukup.
tapi.. kamu dimana??
kamu dimana???

aku menggigil. dingin. sendirian. dan ketakutan.
kamu dimana? tolong temani aku. sungguh, aku sekarang tidak tau, apakah aku benar-benar sekuat itu...

samar...

Samar.
semuanya masih tampak tak jelas. membutakan mata. melarutkan rasa.

Sepi.
aku -sumpah- benci semua ini. kenapa mereka harus pergi? kenapa mereka harus menyudutkanku? kenapa harus aku -lagi-?? ya Tuhan, tidak cukupkah 3 tahun lamanya aku mengalami semua itu? kenapa harus Kau putar kembali aku kedalamnya?

Aku mencoba bertahan.
ya, aku tau.. aku memang lebih kuat dari yang aku pikir kan?

thanks God...

kadang hidup ini memang tampak indah, sayangnya seringkali juga kita tak menyadari bahwa Tuhan telah begitu banyak memberi keindahan dalam hidup kita.

kadang hidup ini memang tampak menyedihkan, sayangnya seringkali kita tak menyadari bahwa Tuhan selalu menyelipkan pelajaran berharga dibalik kesedihan yang kita terima.

dan aku baru sadar, betapa beruntungnya aku mengenalmu dalam hidupku... betapa beruntungnya aku melalui hari-hari bersamamu... betapa Tuhan telah begitu banyak memberikan keindahan dalam hidupku.. dan salah satunya adalah kamu...

ah, aku sayang kamu...
dan ini terlalu indah untuk kuungkapkan disini...

she...

...SHE...

demi masa yang selalu berputar untuk kita...
demi tawa yang tak pernah berhenti terbahak...
demi tangis yang selalu ingin terbagi...
dan demi semua yang pernah kita lewati bersama...

aku selalu berkata padamu, hidup ini terlalu indah untuk kita sia-siakan. aku masih disana bersamamu. karena memang hanya kamu lah satu-satunya teman yang masih tinggal di planet kecil ini. mungkin ini gila, tapi aku selalu saja ikut gila setiap melihat ketidakwarasan-mu. hanya saja, kamu memang tidak akan pernah tahu.

aku masih melihatmu dari kejauhan. masih selalu berdoa buatmu. masih selalu ikut tertawa dengan bahagiamu. masih selalu menangis diam-diam dengan sedihmu. masih selalu berusaha menjadi pijakan jika langkahmu goyah. dan selalu menjadikanmu bagian penting dalam hidupku.

demi Tuhan, aku hanya tak tau apa yang bisa aku lakukan buatmu saat ini.. aku sekarang menjadi orang yang menangisimu tanpa tau kenapa. karena aku tak bisa berbuat apa-apa. karena aku merasa bodoh dan tak mengerti apapun. yang bisa kulakukan hanya pura-pura ikut tertawa bersamamu. meskipun sebenarnya aku ingin memelukmu erat-erat.

demi Tuhan, aku -pun sayang kamu..
dan jangan pernah berpikir -sedikitpun- bahwa aku sudah tak ada lagi buatmu..

aku ngga ingin marah.
karena aku sayang kamu.
jadi mungkin aku hanya akan tetap diam seperti biasanya.
menahan rasa yang ada,
dan sedikit menahan leher yang sudah mulai tercekat tangis.

ngga pa-pa..
aku hanya merasa sedikit terabaikan.
atau mungkin juga sedikit terluka.
atau entahlah...
tolong cari maknanya di kamus.
karena aku kehilangan kata-kata untuk mengungkapkannya.

ayo, kita tertawa-tawa seperti biasa saja.
ayo, kita saling membelai seperti biasa saja.
ayo, tatap aku seperti biasa.
ayolah..
seolah ini adalah hari terakhir buat kita.

aku sayang kamu, my Key...

my key

aku tertawa.
aku tersenyum.
aku bahagia.

ah, terimakasih Tuhan.
mungkin ini tak meletup-letup seperti tentang dia dulu..
tapi aku sudah cukup bahagia dengan ini semua.

for my key:
best wishes on your birthday. happy b'day! :)

jejak

ah, jadi aku kembali terhempas disini lagi. :)
humm, rekor paling lama yang pernah aku tinggalkan di planet tak ber-oksigen ini. aku selama ini melayang-layang. kehilangan kendali untuk bisa menjejakkan kakiku di tanah. bumi ini terlalu panas. dan aku tak menemukan cukup air untuk membuatku bertahan hidup.

and the story goes...
tentang luka, duka, air mata, dan keterpurukan.

tapi ada yang beda kali ini...
aku berusaha mempertahankan jejak kehidupanku. aku menyisakan serpihan kebahagiaan yang selama ini sudah kuabaikan. aku mulai menyusunnya kembali. aku ingin membuatnya indah kali ini. bukan hanya untuk mereka, tapi juga buatku. aku tau ini tak kan semudah membalikkan telapak tangan. aku tau ini membutuhkan proses panjang. but i'll take it.. karena aku percaya, kebahagiaan dimulai saat ini. bukan kemarin, ataupun esok. karena kebahagiaan ada di tangan kita. dan hanya kita yang punya kendali penuh atas kebahagiaan itu..

mimpi-mimpi ini masih berhak memiliki tempat dalam ruang kecilku. dan aku masih mempunyai asa untuk meraihnya. aku hanya ingin bertahan.

walaupun separuh nafasku sudah ikut meluruh bersama kepergiannya.. walaupun aku sudah tak punya cukup keyakinan, apakah aku bisa merasakan getaran2 indah itu lagi suatu hari nanti..