lost

aku benar-benar tak punya otak untuk berpikir tentang ini semua. kepalaku terlalu penuh untuk bisa menampung nasehat-nasehat. dadaku terlalu sesak untuk bisa bernapas dengan lega.

aku seperti anak perempuan kecil yang mengiba-iba untuk tidak ditinggal sendirian disini. berharap kali ini hanya mimpi. menangis. di sudut kamar. berbisik-bisik. terisak-isak. sendiri.

sekali lagi, jangan suruh aku berpikir. karena aku sudah lupa caranya. dan selalu saja begini. aku kembali bertanya, kenapa aku selalu begini? kenapa begini lagi? kenapa aku selalu membangun kastil yang indah buat mereka semua? kenapa aku selalu mengiba-iba seperti ini? kenapa aku harus menyembah-nyembah untuk tidak ditinggalkan sendiri? kenapa justru aku yang begitu menyayangi dia?

sungguh, pondasi ini terlalu rapuh untuk dihuni...

katakan padaku, apakah aku benar-benar bodoh? kenapa aku selalu menjadi budak-budak orang yang kusayangi? kenapa aku justru tak mampu lepas dari ini semua? kenapa aku harus terkurung disini?

ah, Tuhan.. ini sudah seperti ekstasi.
membuatku sakaw saat aku kehilangannya...