cry

I have seen peace. I have seen pain,
Resting on the shoulders of your name.
Do you see the truth through all their lies?
Do you see the world through troubled eyes?
And if you want to talk about it anymore,
Lie here on the floor and cry on my shoulder,
I'm a friend.

I have seen birth. I have seen death.
Lived to see a lover's final breath.
Do you see my guilt? Should I feel a fright?
Is the fire of hesitation burning bright?
And if you want to talk about it once again,
On you I depend. I'll cry on your shoulder.
You're a friend.

You and I have lived through many things.
I'll hold on to your heart.
I wouldn't cry for anything,
But don't go tearing your life apart.

I have seen fear. I have seen faith.
Seen the look of anger on your face.
And if you want to talk about what will be,
Come and sit with me, and cry on my shoulder,
I'm a friend.
And if you want to talk about it anymore,
Lie here on the floor and cry on my shoulder,
Once again.
Cry on my shoulder,
I'm a friend.

Surga dan Neraka

Hari ini kantor cukup sepi. Tampaknya semua sedang sibuk dengan urusannya sendiri. Walaupun aku tidak tau pasti, apakah mereka benar2 sesibuk itu. Toh banyak juga yang hanya mengobrol sana sini, dan berusaha memanfaatkan tenaga junior seperti aku. Yea, mari diikhlaskan dengan menganggap ini adalah proses belajar. Semoga dengan begini, aku menjadi lebih pintar.

Dan sekali lagi, hari ini, sama seperti hari2 sebelumnya, aku mengalami perlakuan yang sama dari orang yang sama pula. Sebut saja namanya Pak N. Single, dan berumur 27 tahun. Tipe orang2 yg punya fanatisme besar dengan agama, sehingga selalu memandang sebelah mata orang lain yang tidak se-visi dengannya. Dan tentu saja di kantor ini, yang paling berbeda adalah aku. Aku muslim, sama seperti mayoritas penghuni di kantor ini. Sama seperti dia. Perbedaannya, aku adalah satu2nya perempuan yang tidak berjilbab, selain dosen non muslim lain tentunya. Dan atas dasar inilah, dia acap kali memandang rendah aku, menyindir, menghujani dengan kajian2 agama yg sudah sering kudengar, dan yang paling ekstrim adalah caranya yang cenderung memperkosa orang lain untuk sepaham dengannya. Padahal dia adalah dosen ilmu keperawatan jiwa. Tapi entah kenapa, caranya berkomunikasi tidak mencerminkan dia memahami dunia kejiwaan yang digelutinya. Orang justru menjauh dengan cara komunikasinya yang tidak terapeutik.

orang2 semacam ini selalu merasa apa yang dijalaninya adalah yang paling pintar, paling benar, dan yang paling sempurna. Sungguh, demi Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku percaya bahwa Tuhan lah yang paling berhak untuk menghakimi baik buruknya seseorang. Bukan manusia!

Kenapa orang2 semacam itu tidak berusaha menengok pada cerminan dirinya sendiri sebelum berusaha memperbaiki orang lain? Apakah orang2 yg berjilbab sudah pasti masuk surga? Apakah orang2 yg berjilbab selalu baik di mata Tuhan? Sedangkan saat ini, jilbab tidak lagi diagungkan oleh banyak pemakainya. Jilbab dikenakan sekedar sebagai penutup kepala agar diakui oleh masyarakat. Jilbab sudah berubah dari lambang suci menjadi sebuah peradaban.

Demi masa. Aku pernah hidup dengan guratan2 keriput pada diri nenekku yang berusia 75 tahun. Orangnya sangat sederhana dan lugu. Sampai hari ini, dia masih menggunakan kebaya jawa dan sanggul sederhana. Bahkan kadang hanya menggunakan centing dan kemben jarik. Tapi subhanallah, dia adalah orang paling tulus yang pernah kulihat. Selalu mengasihi sesama tanpa pamrih. Tidak pernah mendedam walaupun diperlakukan buruk oleh orang lain. Pekerjaannya adalah memberi dan memberi. Apapun bentuknya. Dia hanya ingin memberi cinta lewat caranya. Nenek sejak dulu berjualan kodok bumbu dan jajan pasar. Keliling desa berjalan kaki. Sampai usianya yang senja sekarang pun, dia masih berjualan keliling. Padahal anak2nya sudah berusaha melarang. Karena anak cucunya sekarang sudah hidup berkecukupan, dan tidak ingin melihat nenek susah2 mencari uang. Anak2nya membangun sebuah rumah untuknya. Memberinya uang yg berkecukupan setiap bulan. Tapi nenek malah membelanjakan uang yg diberi setiap bulan untuk membeli bahan2 pokok, dan membagikannya pada setiap orang tidak mampu yang dia temui. Nenek ngotot tetap ingin berjualan keliling. Membuat kodok bumbu dan jajanan pasar untuk dibawa di bakul gendongnya. Dia menjual sebuah pisang gorengnya hanya dengan harga Rp. 250. Semua anak cucunya, termasuk aku, geleng2 kepala mendengar harga yg sangat tidak realistis itu. Ya ampun, jaman sekarang? Bahkan parkir sepeda motor saja sudah Rp. 700! Mengingat semua harga sembako naik, dan dia masih harus berjalan kaki untuk berjualan, semua anak cucunya protes keras dan melarangnya berjualan. Tapi apa yg Nenek katakan?
"Jangan.. nanti anak2 kecil dan orang2 yang tdk mampu diluar sanatidak bisa merasakan beli jajanan. Kasihan.."

Kami semua belajar banyak dari Nenek. Orang yg tidak paham tentang aturan pakaian gamis. Orang yg bahkan tidak mengerti tentang larangan agama memakan kodok. Yang dia tau, bahwa kemiskinan yg berpuluh2 tahun dulu dialaminya, membuat dia dan anak2nya terpaksa menangkap kodok dan keong sawah untuk dimakan, sekaligus dijual untuk membantu dapur tetap mengepul untuk 10 anaknya. Kakek hanyalah seorang penjual jamu keliling dengan penghasilan pas2an. Yang nenek tau, dia berpakaian kebaya dengan benar sejak dulu, tidak berniat untuk melakukan suatu tindakan yang asusila. Nenek selalu menunjukkan bahwa balutan hati lebih baik daripada balutan fisik. Nenek adalah sosok yang kami kagumi.

jadi, apakah dengan kesederhanaan yang Nenek miliki, Tuhan akan membenci dia? Apa hanya orang2 dengan paham tertentu yang akan selalu dicintai Tuhan.

Aku memang bukan orang yg terlalu religius. Tapi aku percaya, kasih Tuhan itu tak terbatas. Tuhan tidak eksklusif. Tuhan bukan milik orang2 tertentu yang mengaku paling benar menjalani ajaranNya. Tuhan itu dekat di setiap hati manusia. Tuhan itu Maha baik. Tuhan tidak pernah menyuruh manusia untuk saling bunuh. Tuhan itu amat-amat Sayang pada setiap mahluknya. Dia lah yang menciptakan. Dan hanya Dia pula lah yang berhak menghakimi ciptaannya..

Ya Allah, Ya Rabb..
KepadaMu lah aku memohon ampunan atas dosa2ku.. Dan hanya Engkau lah yang selalu mendampingiku dalam limpahan rahmatMu di setiap tarikan nafasku..

unbelievable

semuanya terasa begitu menakjubkan.
finally! i've got a job! :)

hohohoho.
So, here I am..
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

aduuuhhh... ajaib gak sih? kemaren aku masih seorang perempuan dengan jeans code, dan berteriak anti-pakai-baju-bahan-kain. kemaren aku masih seperti anak gadis yang pro sepatu2 lucu. kemaren aku masih mahasiswi yang doyan nongkrong ma kroni2 gank-nya. kemaren aku masih cengengesan dan tertawa seperti orang kesurupan. sekarang? awh. panik sana sini mencari setelan blazer berukuran S. menggeledah setiap sudut mencari sepatu berbahan dasar kulit (amazing me!). menjadi sedikit pendiam (sedikiiiit lho yaaa..). harus betah duduk sopan di ruang dosen. dan.. menerima anggukan hormat dari mahasiswa2. yak ampyunnn...

seandainya saja mereka tahu bagaimana sebenarnya wujud asli dosen baru ini. hahahahakz! ups. sssttt.. i'm a lecturer now. huhuhu. walopun sampai saat ini pun, otakku masih blank dan belum loading benar tentang apa yang aku harus lakukan. yang penting: semangat ris! semangattt!

terimakasih Tuhan, untuk semua keajaiban kecil yang selalu Kau berikan padaku setiap hari....