My 1st interview

21 feb 08, 08.57

*tulalit..tulalit..tulalit* (ndak mbois bener ringtone hp nyah)

layar handphone berkedip2 nomor nggak dikenal.

aku: haluww..

entah_siapa: assalamualaikum.. Dengan mbak rismia? (suara perempuan agak berat2 alto gimanaaa..gitu.)

aku: iya? (menebak2 siapa gerangan.)

entah_siapa: saya dari personalia Yayasan *** untuk STIKES *** (maaph.. Disensor sajah.)

aku: ooo..hhh.. Oh! Ya..? (ada kembang api kecil di hatiku. Senang tapi takut. Auwh!)

entah_siapa: kami mengharapkan kehadiran anda untuk tes dan interview di kantor kami tgl 25 februari jam 10 pagi.

aku: ooh.. Err.. Ya. Errr.. Ya. Ya. Baik bu. (gak tau kenapa jd gagap seketika.)

entah_siapa: kami sudah mengirimkan pemberitahuan melalui pos. Mungkin belum sampai. Jadi kami validasi kembali.

aku: oh.. Ya.. Jadi.. Tgl 25 jam 10 ya, bu? Uhm. Baik bu. (setelah pulih dari serangan gagap)

entah_siapa: benar.

aku: uhmm. Maaf bu.. Maksudnya tes tadi itu.. Tes yang bagaimana? Tes kemampuan umum, atau semacam psikotest?

entah_siapa: (terdengar ragu2) yaa.. Tes akademik gitu mbak.

aku: (tetep nggak ngerti) oooh.. Ya..ya..ya.. (malah tambah keringat dingin)

entah_siapa: Kami tunggu kedatangan anda. Terimakasih.

aku: baik. Terimakasih juga. sama2.

*klik!*

1 detik. 2 detik. 3 detik. Loading...

Starting....
set mode panic: on

owh my God!! Finally! My first interview! Owh. Great! Eh. Ya ampun. Aduh. Apa yg harus kupersiapkan? Tes apa lagi itu td? Baju apa yg harus kupakai? Sepatu apa yg pantas? Interview nya ditanyain apa aja nanti? Kesana naik apa? I don't have any idea! Owhhh God. Help meeee...

dag.dig.dug. dag.dig.dug.

dig it calm, girl.. dig it right..
In the name of Allah.
Bismillah!

by the time

Aku tau, akan ada saat dimana kita akan melepas apa yang kita miliki. Karena hidup memang sebuah proses bukan? Dia meminjamkan banyak hal pada kita, dan Dia –entah kapan- aku tau pasti akan mengambilnya.

Mungkin bukan hal yang terlalu precious untuk dituliskan. Tetapi hari-hari menjelang meninggalkan kota Malang ini begitu menyita rasaku. Ngga terasa, sudah hampir 6 tahun aku menjejakkan kaki disini dan menghirup udaranya. Ada banyak kenangan yang tertinggal. Ada sangat banyak waktu yang telah kulalui disini. Yang aku tau pasti, bahkan sebelum aku kehilangan, aku akan merindukannya.

Aku memang menyukai kota ini. Tapi, lebih dari itu, ada hal yang amat kusukai. Aku menyukai kotak kecil ini; kotak berukuran 3x3 meter yang kusewa selama 5 tahun terakhir. Tak terasa ya? Waktu memang cepat berlalu. Tapi sampai detik ini, aku merasa amat-sangat nyaman berada di dalamnya. Dia seperti memberikan pelukan kenyamanan dan rasa aman setiap aku membutuhkannya. Saat aku tertawa. Saat aku melompat-lompat dalam kebahagiaan. Saat aku meringkuk sedih di sudutnya. Saat aku melemparnya dengan segenap emosiku yang membuncah. Kotak kecil ini sudah kuanggap rumahku sendiri. Bahkan mungkin lebih dari rumah dimana aku dibesarkan sejak kecil. Kotak ini seperti brankas tempat aku menyimpan diriku sendiri, semua waktu dan memoriku. Aku benar-benar sangat menyukainya. Aku tau, beberapa hari ke depan ini pasti sangatlah berat... Saat aku harus mengemasi semua penghuni mati yang memenuhinya. Buku2 tebal disudut meja. Vas bunga matahariku. Foto-foto di dinding. Karpet kuning-oranyeku. Selimut hangatku. Boneka-boneka lucuku. Gitar usangku. Dan semua hal yang telah menyatu di dalamnya...

...*sigh*...

Terimakasih telah menjadi pelindungku selama ini...
Aku tau, saat-saat seperti ini akan tiba.
U know, i will miss u that much...

perjalanan menjadi seorang idiot

ini semacam sebuah bentuk dormant dari sebuah robot. yang setelah sekian lama hilir mudik melayani dunia dan penciptanya, dia diberi ruang untuk beristirahat. bukan sejenak, melainkan waktu yang berlebih, bahkan untuk menginstall ulang komponen-komponen di dalamnya. sayangnya, alih-alih terinstall ulang, justru ke vakuman menggerogoti satu persatu detail-detail yang adal di tubuhnya. berkarat. tak berpelumas. stagnan. dan akhirnya beberapa diantarnya tak mampu difungsikan.

liburan tak selamanya indah. apalagi jika sudah teralalu over dosis dan tak bisa dihindari lagi seperti ini. pada awalnya aku menganggap status fresh graduated dan job seeker ini cukup menyenangkan. bagaimana tidak? aku yang biasanya hilir mudik dengan se-bukit aktifitas (yea, memang bukan se-gunung), menjadi tidak punya aktifitas yang terlalu menyita otak. bangun tidur. makan. nonton tv, window shopping, jalan-jalan, berkumpul bersama sahabat, dating, wisata kuliner, and all about wasting time everyday. satu hari, tiga hari, satu minggu, dua minggu. semua tampak menyenangkan. menginjak minggu ke tiga, mulai ada rasa jenuh dan mencari ide-ide gila untuk bisa mengisi hari kevakuman. dan ide paling gila dan paling parah yang pernah kupikirkan adalah:

bekerja sebagai loper koran di perempatan jalan.

hohohoho. it's not too bad, huh? loper koran, so what? tapi orang-orang disekitarku menganggap aku sekedar bercanda, stress, atau malah -paling parah- menyebutku tidak waras. ada banyak reaksi ketika aku mengungkapkan ide-ide gilaku.

----conversation with several friends----

friends : hahahahaha.

aku : beneran!

friends : woo.. gemblung! dasar riris! edan! memang dari dulu gila kamu!

(dan mereka pun sahut menyahut seperti burung gagak)

aku : (nyengir)


----another conversation----

uki : hehehehe. ada-ada aja kamu.

aku : lho. serius. suer! ndak masalah kan?

uki : heh, nggak usah nganeh-nganehi.

aku : kenapa sih? kamu malu kalo aku jadi loper koran di perempatan?

uki : heh! ini bukan masalah aku malu ato enggak.

aku : lalu?

uku : ya ampun, kamu itu perempuan!

aku : so what? kan cuman sementara.. halal juga.

uki : loper itu pekerjaan berat. nanti kamu kepanasan. kehujanan. debu. polusi. gosong. item.

aku : lha, kan nanti kalo pulang kerja, mandi sampe bersih.

uki : gak usah!

aku : tapi kan...

uki : tiap dibilangin kok mesti ngeyel! nggak usah!!

aku : :-(


----the worst conversation----

ibu : hahahahahaha (ketawa terus nggak berhenti)

aku : kan enak tho bu, aku bisa punya uang sendiri, sambil nunggu tawaran interview. hehehe. keren kan?

ibu : yaaa.. ndak papa. ibu malah seneng kamu ndak minta duit lagi sama ibu. jadi duit ibu bisa ndak berkurang. hahahahahaha (terus, dan terus tertawa)

aku : lho. ibu ndak percaya tho? beneran ini. serius ini bu.

ibu : walah..

aku : sumpah. aku serius beneran ini.

ibu : hmm... apa-apaan kamu.

aku : lho. sumpah, serius ini. aku dah cari2 informasi tempat distributor koran ma majalah. ya? boleh ya? boleh kan? ya bu, ya?

ibu : heh. ndak usah ngawur kamu.. memangnya ndak ada pekerjaan lain, apa?

aku : lho, apa salahnya jadi loper koran? kan kita tinggal ambil koran dan majalahnya. trus aku cuman butuh pakai baju seadanya, pake sandal jepit, berdiri di perempatan jalan ITN sana. kalo ada lampu merah, aku tinggal nawarin ke mereka yang berhenti. beres, tho?

ibu : EHH!! ndak usah aneh-aneh! kamu pikir buat apa ibu nyekolahin kamu jauh-jauh? buat apa ibu dari dulu biayain kamu yang masuk S1 keperawatan? ilmu-mu selama 5 tahun itu trus buat apa?

aku : lho.. kan cuman sementara bu... istilah kerennya kerja part time, gitu. ato freelance. kan ndak full time. ndak selamanya. cuma buat ngisi waktu. ya bu, ya? boleh, ya? ya?

ibu : HEEHHH! kok tambah nganeh-nganehi kamu! Bapaakkk.. ini pak! anakmu telpon, katanya mau jadi loper koran!

(dan bapak mengambil alih telepon, ikut mengomel panjang x lebar x tinggi)

ibu+bapak : wis! ndak usah aneh2! ayo cepet pulang ke Bondowoso! ndak usah lama2 di Malang! bapak ibu masih kuat ngasih kamu duit tiap bulan. Pulang!

aku : tapi.....

ibu+bapak : PULANGGGG!!!

aku : X-(

----JADI, MATILAH AKU----

huhhhh. day by day, aku semakin benci menjadi seorang job seeker. terpingit. otak tumpul. menjadi idiot. huhuhuhuhuhu.

tolooongggg....!