Kasih-Nya

tampaknya hidupku akhir2 ini berjalan dengan begitu... hm.. entahlah. kosong.
sampai akhirnya sebuah email berantai ini membuatku tertegun.

dan menyadari sesuatu.



Allah always luv u.

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia....
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih....
Allah SWT sudah menghitung air matamu...

Ketika kau fikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berjalan begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.

Ketika kau berfikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT sudah punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelpon...
Allah SWT selalu berada disampingmu

Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang…
Allah SWT mempunyai Cinta dan Kasih yang lebih besar dari segalanya
dan Dia telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.

Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang, namun kau tahu cintamu tak terbalas...
Allah SWT tahu apa yang ada di depanmu dan Dia sedang mempersiapkan segala yang terbaik untukmu.

Ketika kau merasa telah dikhianati dan dikecewakan....
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan Allah SWT sedang berbisik kepadamu
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur....
Allah SWT telah memberkahimu


Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban....
Allah SWT telah tersenyum padamu.

Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi....
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu

Ingat dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap....
Allah SWT Maha Mengetahui.
Dan Allah SWT selalu menyayangimu.

the freedom

apa lagi yang bisa kukatakan pada mereka?

they can take my body away. far. far away.
sejauh yang mereka inginkan...
or maybe holding me tight. and never let me go.

tapi ada satu hal yang mereka lupa.
ada hal yang tak mampu mereka rengkuh. bahwa pikiran dan jiwaku akan selalu bebas. sejauh apapun mereka membawa tubuhku menjauh.

my mind and soul are absolutely free.
they should notice that.

i don't wanna talk about anything...


hanya saja,
kadang aku merasa begitu rapuh.


dan kesepian.

again. again. and again.

again. again. again. and again.

aku bahkan tak suka jika harus mengingatnya. karena aku selalu memaafkan, diam, dan berusaha tetap sabar.

agar mampu bertahan mendampingimu.

tapi semuanya seperti slide usang yang berputar lagi, lagi, dan lagi. karena mungkin bagimu itu adalah hal yang biasa. atau mungkin menyenangkan. untuk membuat seseorang begitu tertekan. dengan beragam dalih dan argumen yang sebenarnya telah kuhafal karena sering kudengar.

tak pernahkah terpikirkan olehmu bahwa kamu telah menyakitiku?

lagi. lagi. dan lagi.

dan aku mulai lelah berada di sisimu...

pagi dengan air mata

aku bertanya, pada gadis kecil itu.
apakah mencintai memang begitu menyakitkan?

dan benarkah dia tidak mempunyai pilihan atas hidupnya?

dia lebih memilih terbunuh menghadapi laki-laki yang dicintainya. daripada dia harus membunuh laki-laki itu. sekalipun masih ada jalan untuknya berlari. meninggalkan, dan mencari kebahagiaan untuk hidupnya sendiri. tapi dia tidak memilihnya. dia memilih tetap tinggal. dengan sisa-sisa kekuatan yang dia punya.

untuk tetap bertahan.

walaupun dunia tempat dia tinggal sudah tak lagi sama. karena dunianya sekarang adalah planet kosong. dengan tumpukan-tumpukan sampah yang terus meninggi. dan meninggi. gadis kecil itu tau, sampahnya terlalu penuh sesak untuk tetap disimpan. dia ingin berbagi tanpa harus membuangnya. diolah dengan cara yang indah hingga terbentuk sesuatu yang baru. tapi sampah-sampahnya terus meninggi. dan meninggi lagi. hingga planetnya hampir meledak.

pagi ini. pagi yang mendung. setelah semalam hujan deras mengguyur, udara embun pagi menyergap dengan tenang. memeluknya dengan cantik di kota yang cuacanya bisa mencapai suhu 35 derajat celcius.

gadis itu menghirup sang pagi dalam dalam. bercerita kepada embun tentang kesendirian. berbagi pada pagi tentang kesedihannya yang bertumpuk-tumpuk.

dia memiliki seseorang. yang dicintainya dengan sempurna. sekaligus membuatnya terluka dengan amat sangat. tapi dia tak mampu untuk berbagi, walaupun hanya sekeping rasa. karena itu justru akan membuatnya semakin terluka lagi. yang bisa dilakukannya hanyalah menerima, memaafkan, dan kembali bertahan.

gadis itu kembali memeluk pagi.
dan dia mulai tertidur...

separation


aku rindu senja. saat terang berpamitan untuk pergi, dan mengijinkan malam untuk menggantikannya. aku rindu embun pagi. saat dinginnya udara malam, disambut oleh hangatnya matahari. aku rindu hujan, saat terik ini mulai membakar. dan aku tau, aku pun akan merindukan matahari, saat hujan ini sudah mulai menenggelamkan bumi. mereka hadir sekejap. dimana yang satu secara alami hadir untuk menggantikan lainnya.

momen itu disebut perpisahan.

walaupun perpisahan seringkali menyakitkan, tapi kadang perpisahan tampak begitu indah untuk dinikmati. karena memang tak ada sesuatu yang abadi di dunia ini. bahkan udara yang setiap hari melingkupi kita pun kadang akan terasa menyesakkan untuk kita hirup.

ada saat-saat dimana kita ingin memiliki seseorang disamping kita, saat kita merasa hampir mati kesepian. ada pula saat-saat dimana kita ingin menikmati kesendirian, saat dunia sudah begitu ramai dan terasa melelahkan.

*sigh*

hari ini aku ingin menikmati senja. aku ingin melihat hujan turun.

dan aku ingin sendiri...

kegelisahanku hari ini...

aku memulai hari ini dengan kegelisahan yang begitu absurd dan tak bisa kuterjemahkan. dengan setumpuk pekerjaan di tangan, pikiran ini sudah cukup terkuras dan kurasa tak ada cukup ruang lagi untuk bisa menganalisis hal-hal lain diluar itu.

hingga saatnya aku menginjak petak baruku. kotak 2x2,5 m2 yang separuh berdinding tembok dan separuhnya lagi berdinding triplek. sungguh berbeda dengan petak-petak yang kusewa sebelumnya, yang menawarkan kenyamanan, privasi, bahkan fasilitas yang lebih dari cukup. aku melepaskan beban pekerjaan yang selama ini memenuhi otakku, di kamar sempit dan pengap itu. kipas angin kecil di dalam kamar mulai bekerja mendinginkan kulitku. kupikir aku akan bisa tertidur, atau setidaknya beristirahat sejenak sebelum memaksa otakku bekerja rodi kembali.

nyatanya aku tak bisa.

kegelisahan justru semakin menjadi saat kevakuman terjadi. saat tak ada lagi yang harus kukerjakan. aku hilir mudik dengan rasa yang tak menentu. meresahkan sesuatu, yang bahkan aku sendiri tak tau apa yang harus diresahkan. karena aku tau semuanya baik-baik saja. hanya saja kegelisahan ini ternyata cukup menyiksa. hingga aku harus mengalihkan perhatian untuk melakukan kegiatan2 yang sebenarnya kurang begitu kusukai, err.. sebutlah menguras kamar mandi dan menyikat lantainya. sebuah pekerjaan yang jarang sekali kusentuh, bahkan bisa dibilang tak pernah kusentuh sejak aku lahir hingga sebulan terakhir ini. kalau bukan kondisi kos2an yang tak menyediakan pembantu rumah tangga, aku mungkin tidak akan pernah melirik pembersih porselain, bahkan sikat wc itu. aku hanya butuh untuk melakukan sesuatu. untuk membuang kegaduhan di dalam planetku sendiri. dan, ya memang, aku lupa sejenak. keresahan itu tergantikan dengan bulir-bulir air yang mengisi pori-pori dan tiap jengkal kulitku.

hingga semuanya kembali usai dan peluhku mengering. dan aku kembali pada titik awal. demi Tuhan, kegelisahan ini tak bermakna. karena memang tak ada yang harus kuresahkan. tapi semua ini menyiksa batinku tak kunjung henti.

aku merebahkan diri kembali di kasur kapuk itu. sembari menimang ponsel kecil produk lama pemberian sepupuku. tak ada yang kulakukan dengan ponsel itu. hanya memandanginya. membuka kunci keypadnya. dan menunggunya terkunci kembali secara otomatis. begitu seterusnya. repetitif dalam kekosongan dan lamunan.

dalam diam aku meneliti detail ponsel di tanganku. selainnya fisiknya yang usang, ponsel ini tidak canggih memang. tidak semewah dan selengkap fasilitas ponsel-ponsel yang pernah kumiliki sebelumnya. tapi ponsel ini begitu ringan kubawa kemana-mana. aku memilikinya tanpa beban. dan aku benar-benar nyaman memilikinya. dalam kesederhanaan yang kumiliki sekarang, aku menemukan kedamaian. dan berbagai bentuk kesederhanaan yang kupilih dalam hidupku sekarang nyatanya tidak menyurutkan kebahagiaanku. justru dengan melaluinya membuatku menemukan lautan luas keindahan dalam wujud syukur. tidak seperti saat-saat memiliki kemewahan dan fasilitas yang dulu begitu memanjakanku.

kesederhanaan ini menghadirkan kebahagiaan tersendiri buatku.

sama seperti dirimu.

kamu hadir dalam segala kesederhanaan yang berwujud dan tak berwujud. membuatku tersadar, bahwa sesungguhnya aku sudah tau -atau lebih tepatnya merasa- bahwa kamu akan menjadi sosok yang berarti dalam hidupku. bahkan sejak mata kita pertama kali bertemu pada gerimis malam itu. naluriku berbisik, ada sesuatu yang besar, yang akan terjadi diantara kita. walaupun aku belum tau benar, apa dan bagaimana bentuknya.

aku mencintaimu dengan sederhana.

seperti matahari yang tak lupa mengecup dunia. seperti embun pagi yang selalu ingin membasahi dedaunan. dan seperti bintang yang selalu ada di langit malam. kamu tau? dia selalu ada. bintang itu tetap di tempat yang sama. mengerlingkan kelap kelip indah untuk dinikmati. meski kadang gumpalan awan memburamkan hadirnya.

dan aku ingin selalu ada.

semua kesederhanaan ini. mewujudkan rasaku tentangmu. degup-degup jantungku semakin berdetak kencang. ada desir hebat yang mengalir di dalam sini. aku tau, inilah jawaban atas kegelisahan yang seharian berkecamuk tanpa makna. dan sekarang, aku yakin aku tau benar. bahwa semua ini bukan tanpa makna.

karena semua kegelisahanku ini adalah tentang kamu.

keajaiban terjadi. seperti sebuah muatan listrik yang saling terhubungkan satu dengan lainnya. karena tiba-tiba ponsel dalam genggamanku menyuarakan suatu nada, bahwa ada pesan singkat yang datang.

"tidakkah kamu merindukanku?"

kalimat singkat dalam pesan singkat itu seakan menghentikan seluruh laju darahku dalam sekejap.

***

matahari sudah hampir tenggelam dan menyisakan semburat merah. tapi aku tak peduli. segera kukemasi barangku seperlunya. mengenakan pakaian seadanya. menyisir rambutku secepat mungkin. aku tau, ini semua tak penting untukmu. kehadiranku lah yang akan berarti buatmu. seperti kehadiranmu yang juga begitu berarti buatku.

aku mempercepat langkahku. meninggalkan kotak sempit itu. membaur bersama debu-debu jalanan dan matahari senja.

dan aku mengetik 4 kata dalam balasan pesan singkatku.

"aku datang. tunggu aku."

***

untuk laki-laki yang akan bertambah usianya esok pagi. selamat ulang tahun. :)

malaikat kecilku


my beloved little brother.. i miss all the time that we used to be... i'm really sorry for making the chaos.. i wish u could understand that situation... because no one stands by me...

if i could...

aku ingin menghentikan waktu. jika aku bisa. agar hanya ada kamu, dan aku. juga rasa tempat kita menjejakkan asa.

aku ingin hadir setiap hari. menjadi perempuan terbaik dalam pusaran waktumu. memberikan sentuhan terindah untuk warna-warni duniamu. melihatmu hidup dan bahagia.

aku ingin berjalan bersamamu. mengikuti irama kakimu, sebagaimana engkau mengikuti irama langkahku. meski esok tiba saatnya... dimana kita menjadi tertatih. dan hanya mampu duduk bersama memandang dunia. aku masih ingin selalu ada, bersama genggaman tanganmu menemaniku.

...

dan aku ingin dunia turut melihat kita. ikut tersenyum, serta melambaikan tangan kepada kita. membuat simpul-simpul senyuman baru di ruang ini. walau hanya sejenak menyapa.

kemarilah...
kita percaya Tuhan ada, bukan?

asa yang tersisa

Bun, I miss you that much. I really do. Seandainya saja mereka mau memahami perasaan kita… Kenapa kita harus dipertemukan jika harus dipisahkan seperti ini? Mereka tak pernah mengerti bagaimana kita memperjuangkan semua ini. Mereka hanya mau melihatnya dari luar, tanpa mengerti apa yang sesungguhnya terjadi.

Aku sedih harus dipaksa meninggalkan kota itu… Walaupun aku tidak mencintai pekerjaan dan manusia2nya, tapi aku sungguh mencintai kota itu. Tempat dimana begitu banyak kenangan pahit dan manis tersimpan dengan rapi. There are too many memories about us in that town. Tidakkah Tuhan melihat ini semua, Bun? Melihat ke dasar hati kita bagaimana kesungguhan ini terbentuk? Melihat ke setiap relung2nya, bagaimana ketulusan ini mengalir? Tidakkah Tuhan melihat ini semua, Bun? Kenapa ini harus terjadi pada kita?

Bun, I wanna be with you…

And my Dearest God… Will you still stand by me? Help us, God… Karena hanya Engkau lah yang kami punya, dari dulu hingga detik ini. Semoga pertolongan-Mu segera datang… You know we really need Your Hands… ~_~

And we pray…

Tuhan, tolong jaga hati kami. Tolong jaga fisik kami. Dan tolong jaga cinta kami. Dalam genggamanMu yang tak tertandingi, oleh apapun itu.
Amin… -_-

Jiwa Dalam Genggaman

Kerikil ini ternyata lebih tajam dari yang kukira... Kali ini aku justru sendirian di tempat kecil yang biasanya kusebut rumah. No one stand by me. Berusaha dengan tegar menghadapi mereka yang menampik jiwa yang kupilih.

Ah, begitu sulitkah menjalani ini denganmu? Aku ingin memperjuangkanmu. Dan semoga saja engkau pun seseorang yang tepat untuk diperjuangkan..

Bun, please make me sure about you... And i wish my God you stay here... Inside of me...

complicated

hidup memang sangat kompleks.

kadang sulit sekali untuk belajar mengerti, bahwa proses hidup memang harus berjalan sesuai alurnya masing-masing. dan setiap orang memiliki proses memahami hidup dengan caranya sendiri. entah dengan akhir yang seperti apa.

hanya saja...
sering kali hati kecilku menangis menerima proses kali ini. haruskah berjalan seperti ini? atau aku mampu membuat pilihan atas hidup yang sedang kujalani?

aku mencintainya. aku ingin membuatnya nyaman. aku ingin memberikan senyum terbaikku untuknya setiap hari. aku ingin membuatnya selalu hangat. dan aku tak pernah sekali pun ingin menyakitinya... sekecil apapun... dan aku ingin selalu belajar mengerti tentangnya. walaupun aku harus menanggalkan egoku untuk pengertian ini.

tapi semua ini tampaknya justru menjadi bumerang buatku...

seringkali aku terdiam dan menangis menerima perlakuan2nya yang begitu egois dan kaku. aku begitu ketakutan menghadapi sifatnya yang selalu keras dan semaunya sendiri. jadi apa yang bisa kudefinisikan tentang damainya hati? karena orang yang paling bisa membuatku bahagia, justru orang yang menorehkan luka terperih...

hingga aku bertanya-tanya, masihkah damai itu tetap ada hingga suatu hari nanti? sanggupkah aku terus bertahan dengan luka ini?

ah, andai saja kamu adalah rumus matematika dengan hasil pasti.
aku ingin menemukan rumus untuk bisa menghadapimu.

stay or leave?

ini adalah masa-masa kritis. saat aku harus memutuskan, akan ada dimana aku selanjutnya. humh. semuanya bertumpuk-tumpuk di dalam sini.

argghhh..
kepalaku mau pecah.

bun, do something, please.
find that job. :(

Catatan ditengah keramaian

Membaca kembali. Melihat lagi. Membuatku tersadar betapa hidup ini mengalir dengan segala misterinya.

Dulu aku sering bertanya-tanya. Pada tanggal yang sama tahun depan nanti, apa yang sedang kurasakan? Apakah aku akan bahagia? Ataukah aku akan menangis sedih?

Dan hari ini. Seperti hari yang sudah-sudah. Aku masih saja takjub dengan apa yang diterima oleh panca indraku. Betapa tiap bentuk rasa menyisakan jejak yang berbeda.

Aku duduk di depan etalase sebuah blok keramaian. Sudah 18 jam aku disini. Tidak melakukan sesuatu yang esensial kecuali menemani. Ya, hanya menemani. Hanya satu kata. Tapi tidak sesederhana kelihatannya. Ada banyak hal yang dilibatkan di dalamnya. Melewati terik matahari, dinginnya malam, hingga menyambut matahari kembali.

Ada diam. Ada kata. Ada rasa. Ada kesabaran ekstra yang harus diberikan untuk bisa bertahan. Sungguh bukan pekerjaan yang mudah. Belum lagi menata rasa. Jika apa yang kita lakukan untuk seseorang yang kita temani, disikapi dengan cara yang menyakitkan. Menjaga untuk bisa tetap tersenyum atau diam menyikapinya.

Menemani.
Menunggu, melayani, berusaha mengerti, dan tentu saja: bersabar. Humh. Seandainya saja dia tau ini bukan pekerjaan yang mudah..

Ah.
Kadang aku merasa begitu sepi.. Dan sendiri.

melangkah lagi

sudah tiga bulan lebih aku disini.

menghirup embun paginya. meresapi panas teriknya. menikmati sorenya yang indah. (harus berapa kali kukatakan, bahwa sore di kota ini sungguh eksotis?). bahkan untuk jalanan malamnya yang begitu lengang. yang membuatku menggigil biru.

ada banyak hal yang ingin kukatakan tentang tiga bulan terakhir ini. tiga bulan yang banyak merubah hidupku, sikapku, dan cara berpikirku. tapi mungkin diam adalah hal yang paling nyaman untukku saat ini.

ini semua tentang kamu.
aku ingin belajar. aku ingin mengerti. aku ingin memahami.

aku ingin mencintai.

walaupun kita sama2 tak pernah tau, bagaimana potret akhir dari kisah ini.
and you're absolutely right.
"just let it flow, hun..."

i will remember these days

ya, aku akan benar-benar mengingat hari hari ini. saat rasa berdesir dan meluapkan sebentuk getaran halus yang indah. saat kamus yang selama ini terbiasa mendefinisikan sudah tak mampu lagi memuatnya dengan logika. atau karena ini memang rasa. atau karena ini memang jiwa.

am i really crush in a-condition-that-used-to-called-err..luv?

his eyes. his hands. his fingers. his cheek. his nose. his hair. his lips. his smell. his way...

i really get down on my knees.
hmmmm.......

melayang.

inhale... exhale...

Mungkin sudah waktunya aku beranjak dari kota ini. Tempat dimana aku belum banyak mengenal tentangnya. Yang kutau, kota ini punya sore yang sangat indah. Walaupun di setiap sore itu aku tak pernah bisa menikmatinya. Karena kesepian ini begitu membunuhku..

Semua terasa melelahkan. Berusaha melakukan yang terbaik untuk mereka. Berusaha melayani yang terbaik untuk sesama. Memberi semampuku. Tapi seringkali semua energi yang kucurahkan terbuang percuma. Dihempaskan begitu saja. Terusir. Terbuang. Tak berharga. Karena semua orang menuntut dimengerti. Tanpa satupun yang mau peduli bahwa aku pun hanya manusia biasa. Yang sejatinya pun punya harapan agar dapat dimengerti pula. Hanya saja tak kuasa untuk menuntut seperti mereka.

Aku mulai limbung.
Luka. Duka. Hampa.

Walaupun aku tau energi yang terkuras ini bisa pulih kembali, tapi kesepian ini terasa abadi..

Benarkah aku harus melangkah pergi? Sungguh, aku tak pernah ingin melakukannya. Aku hanya lelah. Tak adakah yang sudi menengok sejenak kearahku atau memberikan sedikit pelukan buatku?

Ah. Aku ingin bermimpi.
Menari-nari di hamparan padang hijau. Mengecup manis burung2 yang berkicau. Mengitari pohon2 teduh. Tertawa bahagia dalam lautan bunga matahari. Penuh warna. Dan tak lagi sendiri, tentunya.

Mari pejamkan mata, sayang..
Let's fly away..
Biarkan Tuhan yang menyentuhmu..

floating

i'm floating away.
berusaha mengatasi semua simpul2 yang saling bertautan di dalam sini. belum menemukan ujung yang bisa kuurai untuk bisa kurapikan kembali.

antara hati dan logika.
ah. kemana kakiku harus melangkah?
God, please show me the right way..

learning to let the life flow

aku belajar membiarkan hidup mengalir apa adanya. mungkin sering kali diucapkan. tapi sulit sekali dipraktekkan. kita lakukan yang terbaik untuk saat ini, detik ini, dan pada nafas yang tersisa sekarang.

aku menemukan dia. seseorang dengan wujud yang sangat berbeda denganku. cara pandang yang berbeda denganku. tapi entah kenapa terjadi reaksi kimia yang meletup letup untuk melebur menjadi satu. ada hal yang membuat hidupku tertarik secara magnetis ke dalam hidupnya. entah apa. ada getaran halus yang terasa. rasa yang berbeda. rasa yang belum bisa kumaknai dengan arti dan logika.

sebenarnya bukan hal baru. karena aku pernah tersedot menuju kutub magnet orang lain sebelumnya. perempuan berambut ikal yang tangguh itu, dan seorang laki2 pecinta hujan. aku ikhlas melepas mereka semua pergi. karena setidaknya, Tuhan sudah pernah memberikan waktu-waktu yang begitu berharga melalui kehadiran mereka.

untuk wanita berambut ikal itu... semoga kebebasanmu untuk mengepakkan sayap sekarang bisa membahagiakanmu.. i miss all the time that we used to share together. just the two of us..

untuk laki-laki pecinta hujan.. kamu tau, aku selalu ada buat kamu. walaupun seluruh dunia menghujatmu. dan untuk hidup yang sedang kamu perjuangkan sekarang, dimanapun kamu berada sekarang, kamu tau aku selalu ada. i'll stand by you.

untuk seseorang yang baru saja hadir dan mengajariku "hidup mengalir seperti air", aku belum tau ada apa dengan kita. biarkan waktu yang akan memberikan makna dari semua rasa ini. sungguh. ini benar2 indah. walaupun sering kali perbedaan2 itu membuat kita saling bergesekan. tapi memang justru keanekaragaman warna yang akan membuat hidup kita semakin indah, bukan? :) jadi, mari mengalir bersama.. terlepas dari rasa aneh yang belum bisa kuterjemahkan ini, semoga kita bisa saling mengisi ruang kosong yang ada. :)

humh...
terimakasih Tuhan untuk semuanya.. :)
diantara kekalutan hati dalam menjalani hari-hari.. Engkau begitu menyayangiku dengan menghadirkan sebuah energi baru untuk menemaniku disini..

Dan untuk Key, laki-laki yang telah kuusahakan selama lebih dari 2 tahun terakhir ini... kamu tau, aku telah berusaha sebaik mungkin. di titik ini, ijinkan aku mengehela nafas dan merenungkan kembali.. apa yang harus kulakukan untuk kebaikan kita. aku sayang kamu. sungguh. setidaknya aku telah membuktikannya dan mengusahakannya bukan? tolong beri aku waktu untuk memikirkannya kembali.

cry

I have seen peace. I have seen pain,
Resting on the shoulders of your name.
Do you see the truth through all their lies?
Do you see the world through troubled eyes?
And if you want to talk about it anymore,
Lie here on the floor and cry on my shoulder,
I'm a friend.

I have seen birth. I have seen death.
Lived to see a lover's final breath.
Do you see my guilt? Should I feel a fright?
Is the fire of hesitation burning bright?
And if you want to talk about it once again,
On you I depend. I'll cry on your shoulder.
You're a friend.

You and I have lived through many things.
I'll hold on to your heart.
I wouldn't cry for anything,
But don't go tearing your life apart.

I have seen fear. I have seen faith.
Seen the look of anger on your face.
And if you want to talk about what will be,
Come and sit with me, and cry on my shoulder,
I'm a friend.
And if you want to talk about it anymore,
Lie here on the floor and cry on my shoulder,
Once again.
Cry on my shoulder,
I'm a friend.

Surga dan Neraka

Hari ini kantor cukup sepi. Tampaknya semua sedang sibuk dengan urusannya sendiri. Walaupun aku tidak tau pasti, apakah mereka benar2 sesibuk itu. Toh banyak juga yang hanya mengobrol sana sini, dan berusaha memanfaatkan tenaga junior seperti aku. Yea, mari diikhlaskan dengan menganggap ini adalah proses belajar. Semoga dengan begini, aku menjadi lebih pintar.

Dan sekali lagi, hari ini, sama seperti hari2 sebelumnya, aku mengalami perlakuan yang sama dari orang yang sama pula. Sebut saja namanya Pak N. Single, dan berumur 27 tahun. Tipe orang2 yg punya fanatisme besar dengan agama, sehingga selalu memandang sebelah mata orang lain yang tidak se-visi dengannya. Dan tentu saja di kantor ini, yang paling berbeda adalah aku. Aku muslim, sama seperti mayoritas penghuni di kantor ini. Sama seperti dia. Perbedaannya, aku adalah satu2nya perempuan yang tidak berjilbab, selain dosen non muslim lain tentunya. Dan atas dasar inilah, dia acap kali memandang rendah aku, menyindir, menghujani dengan kajian2 agama yg sudah sering kudengar, dan yang paling ekstrim adalah caranya yang cenderung memperkosa orang lain untuk sepaham dengannya. Padahal dia adalah dosen ilmu keperawatan jiwa. Tapi entah kenapa, caranya berkomunikasi tidak mencerminkan dia memahami dunia kejiwaan yang digelutinya. Orang justru menjauh dengan cara komunikasinya yang tidak terapeutik.

orang2 semacam ini selalu merasa apa yang dijalaninya adalah yang paling pintar, paling benar, dan yang paling sempurna. Sungguh, demi Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, aku percaya bahwa Tuhan lah yang paling berhak untuk menghakimi baik buruknya seseorang. Bukan manusia!

Kenapa orang2 semacam itu tidak berusaha menengok pada cerminan dirinya sendiri sebelum berusaha memperbaiki orang lain? Apakah orang2 yg berjilbab sudah pasti masuk surga? Apakah orang2 yg berjilbab selalu baik di mata Tuhan? Sedangkan saat ini, jilbab tidak lagi diagungkan oleh banyak pemakainya. Jilbab dikenakan sekedar sebagai penutup kepala agar diakui oleh masyarakat. Jilbab sudah berubah dari lambang suci menjadi sebuah peradaban.

Demi masa. Aku pernah hidup dengan guratan2 keriput pada diri nenekku yang berusia 75 tahun. Orangnya sangat sederhana dan lugu. Sampai hari ini, dia masih menggunakan kebaya jawa dan sanggul sederhana. Bahkan kadang hanya menggunakan centing dan kemben jarik. Tapi subhanallah, dia adalah orang paling tulus yang pernah kulihat. Selalu mengasihi sesama tanpa pamrih. Tidak pernah mendedam walaupun diperlakukan buruk oleh orang lain. Pekerjaannya adalah memberi dan memberi. Apapun bentuknya. Dia hanya ingin memberi cinta lewat caranya. Nenek sejak dulu berjualan kodok bumbu dan jajan pasar. Keliling desa berjalan kaki. Sampai usianya yang senja sekarang pun, dia masih berjualan keliling. Padahal anak2nya sudah berusaha melarang. Karena anak cucunya sekarang sudah hidup berkecukupan, dan tidak ingin melihat nenek susah2 mencari uang. Anak2nya membangun sebuah rumah untuknya. Memberinya uang yg berkecukupan setiap bulan. Tapi nenek malah membelanjakan uang yg diberi setiap bulan untuk membeli bahan2 pokok, dan membagikannya pada setiap orang tidak mampu yang dia temui. Nenek ngotot tetap ingin berjualan keliling. Membuat kodok bumbu dan jajanan pasar untuk dibawa di bakul gendongnya. Dia menjual sebuah pisang gorengnya hanya dengan harga Rp. 250. Semua anak cucunya, termasuk aku, geleng2 kepala mendengar harga yg sangat tidak realistis itu. Ya ampun, jaman sekarang? Bahkan parkir sepeda motor saja sudah Rp. 700! Mengingat semua harga sembako naik, dan dia masih harus berjalan kaki untuk berjualan, semua anak cucunya protes keras dan melarangnya berjualan. Tapi apa yg Nenek katakan?
"Jangan.. nanti anak2 kecil dan orang2 yang tdk mampu diluar sanatidak bisa merasakan beli jajanan. Kasihan.."

Kami semua belajar banyak dari Nenek. Orang yg tidak paham tentang aturan pakaian gamis. Orang yg bahkan tidak mengerti tentang larangan agama memakan kodok. Yang dia tau, bahwa kemiskinan yg berpuluh2 tahun dulu dialaminya, membuat dia dan anak2nya terpaksa menangkap kodok dan keong sawah untuk dimakan, sekaligus dijual untuk membantu dapur tetap mengepul untuk 10 anaknya. Kakek hanyalah seorang penjual jamu keliling dengan penghasilan pas2an. Yang nenek tau, dia berpakaian kebaya dengan benar sejak dulu, tidak berniat untuk melakukan suatu tindakan yang asusila. Nenek selalu menunjukkan bahwa balutan hati lebih baik daripada balutan fisik. Nenek adalah sosok yang kami kagumi.

jadi, apakah dengan kesederhanaan yang Nenek miliki, Tuhan akan membenci dia? Apa hanya orang2 dengan paham tertentu yang akan selalu dicintai Tuhan.

Aku memang bukan orang yg terlalu religius. Tapi aku percaya, kasih Tuhan itu tak terbatas. Tuhan tidak eksklusif. Tuhan bukan milik orang2 tertentu yang mengaku paling benar menjalani ajaranNya. Tuhan itu dekat di setiap hati manusia. Tuhan itu Maha baik. Tuhan tidak pernah menyuruh manusia untuk saling bunuh. Tuhan itu amat-amat Sayang pada setiap mahluknya. Dia lah yang menciptakan. Dan hanya Dia pula lah yang berhak menghakimi ciptaannya..

Ya Allah, Ya Rabb..
KepadaMu lah aku memohon ampunan atas dosa2ku.. Dan hanya Engkau lah yang selalu mendampingiku dalam limpahan rahmatMu di setiap tarikan nafasku..

unbelievable

semuanya terasa begitu menakjubkan.
finally! i've got a job! :)

hohohoho.
So, here I am..
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

aduuuhhh... ajaib gak sih? kemaren aku masih seorang perempuan dengan jeans code, dan berteriak anti-pakai-baju-bahan-kain. kemaren aku masih seperti anak gadis yang pro sepatu2 lucu. kemaren aku masih mahasiswi yang doyan nongkrong ma kroni2 gank-nya. kemaren aku masih cengengesan dan tertawa seperti orang kesurupan. sekarang? awh. panik sana sini mencari setelan blazer berukuran S. menggeledah setiap sudut mencari sepatu berbahan dasar kulit (amazing me!). menjadi sedikit pendiam (sedikiiiit lho yaaa..). harus betah duduk sopan di ruang dosen. dan.. menerima anggukan hormat dari mahasiswa2. yak ampyunnn...

seandainya saja mereka tahu bagaimana sebenarnya wujud asli dosen baru ini. hahahahakz! ups. sssttt.. i'm a lecturer now. huhuhu. walopun sampai saat ini pun, otakku masih blank dan belum loading benar tentang apa yang aku harus lakukan. yang penting: semangat ris! semangattt!

terimakasih Tuhan, untuk semua keajaiban kecil yang selalu Kau berikan padaku setiap hari....

My 1st interview

21 feb 08, 08.57

*tulalit..tulalit..tulalit* (ndak mbois bener ringtone hp nyah)

layar handphone berkedip2 nomor nggak dikenal.

aku: haluww..

entah_siapa: assalamualaikum.. Dengan mbak rismia? (suara perempuan agak berat2 alto gimanaaa..gitu.)

aku: iya? (menebak2 siapa gerangan.)

entah_siapa: saya dari personalia Yayasan *** untuk STIKES *** (maaph.. Disensor sajah.)

aku: ooo..hhh.. Oh! Ya..? (ada kembang api kecil di hatiku. Senang tapi takut. Auwh!)

entah_siapa: kami mengharapkan kehadiran anda untuk tes dan interview di kantor kami tgl 25 februari jam 10 pagi.

aku: ooh.. Err.. Ya. Errr.. Ya. Ya. Baik bu. (gak tau kenapa jd gagap seketika.)

entah_siapa: kami sudah mengirimkan pemberitahuan melalui pos. Mungkin belum sampai. Jadi kami validasi kembali.

aku: oh.. Ya.. Jadi.. Tgl 25 jam 10 ya, bu? Uhm. Baik bu. (setelah pulih dari serangan gagap)

entah_siapa: benar.

aku: uhmm. Maaf bu.. Maksudnya tes tadi itu.. Tes yang bagaimana? Tes kemampuan umum, atau semacam psikotest?

entah_siapa: (terdengar ragu2) yaa.. Tes akademik gitu mbak.

aku: (tetep nggak ngerti) oooh.. Ya..ya..ya.. (malah tambah keringat dingin)

entah_siapa: Kami tunggu kedatangan anda. Terimakasih.

aku: baik. Terimakasih juga. sama2.

*klik!*

1 detik. 2 detik. 3 detik. Loading...

Starting....
set mode panic: on

owh my God!! Finally! My first interview! Owh. Great! Eh. Ya ampun. Aduh. Apa yg harus kupersiapkan? Tes apa lagi itu td? Baju apa yg harus kupakai? Sepatu apa yg pantas? Interview nya ditanyain apa aja nanti? Kesana naik apa? I don't have any idea! Owhhh God. Help meeee...

dag.dig.dug. dag.dig.dug.

dig it calm, girl.. dig it right..
In the name of Allah.
Bismillah!

by the time

Aku tau, akan ada saat dimana kita akan melepas apa yang kita miliki. Karena hidup memang sebuah proses bukan? Dia meminjamkan banyak hal pada kita, dan Dia –entah kapan- aku tau pasti akan mengambilnya.

Mungkin bukan hal yang terlalu precious untuk dituliskan. Tetapi hari-hari menjelang meninggalkan kota Malang ini begitu menyita rasaku. Ngga terasa, sudah hampir 6 tahun aku menjejakkan kaki disini dan menghirup udaranya. Ada banyak kenangan yang tertinggal. Ada sangat banyak waktu yang telah kulalui disini. Yang aku tau pasti, bahkan sebelum aku kehilangan, aku akan merindukannya.

Aku memang menyukai kota ini. Tapi, lebih dari itu, ada hal yang amat kusukai. Aku menyukai kotak kecil ini; kotak berukuran 3x3 meter yang kusewa selama 5 tahun terakhir. Tak terasa ya? Waktu memang cepat berlalu. Tapi sampai detik ini, aku merasa amat-sangat nyaman berada di dalamnya. Dia seperti memberikan pelukan kenyamanan dan rasa aman setiap aku membutuhkannya. Saat aku tertawa. Saat aku melompat-lompat dalam kebahagiaan. Saat aku meringkuk sedih di sudutnya. Saat aku melemparnya dengan segenap emosiku yang membuncah. Kotak kecil ini sudah kuanggap rumahku sendiri. Bahkan mungkin lebih dari rumah dimana aku dibesarkan sejak kecil. Kotak ini seperti brankas tempat aku menyimpan diriku sendiri, semua waktu dan memoriku. Aku benar-benar sangat menyukainya. Aku tau, beberapa hari ke depan ini pasti sangatlah berat... Saat aku harus mengemasi semua penghuni mati yang memenuhinya. Buku2 tebal disudut meja. Vas bunga matahariku. Foto-foto di dinding. Karpet kuning-oranyeku. Selimut hangatku. Boneka-boneka lucuku. Gitar usangku. Dan semua hal yang telah menyatu di dalamnya...

...*sigh*...

Terimakasih telah menjadi pelindungku selama ini...
Aku tau, saat-saat seperti ini akan tiba.
U know, i will miss u that much...

perjalanan menjadi seorang idiot

ini semacam sebuah bentuk dormant dari sebuah robot. yang setelah sekian lama hilir mudik melayani dunia dan penciptanya, dia diberi ruang untuk beristirahat. bukan sejenak, melainkan waktu yang berlebih, bahkan untuk menginstall ulang komponen-komponen di dalamnya. sayangnya, alih-alih terinstall ulang, justru ke vakuman menggerogoti satu persatu detail-detail yang adal di tubuhnya. berkarat. tak berpelumas. stagnan. dan akhirnya beberapa diantarnya tak mampu difungsikan.

liburan tak selamanya indah. apalagi jika sudah teralalu over dosis dan tak bisa dihindari lagi seperti ini. pada awalnya aku menganggap status fresh graduated dan job seeker ini cukup menyenangkan. bagaimana tidak? aku yang biasanya hilir mudik dengan se-bukit aktifitas (yea, memang bukan se-gunung), menjadi tidak punya aktifitas yang terlalu menyita otak. bangun tidur. makan. nonton tv, window shopping, jalan-jalan, berkumpul bersama sahabat, dating, wisata kuliner, and all about wasting time everyday. satu hari, tiga hari, satu minggu, dua minggu. semua tampak menyenangkan. menginjak minggu ke tiga, mulai ada rasa jenuh dan mencari ide-ide gila untuk bisa mengisi hari kevakuman. dan ide paling gila dan paling parah yang pernah kupikirkan adalah:

bekerja sebagai loper koran di perempatan jalan.

hohohoho. it's not too bad, huh? loper koran, so what? tapi orang-orang disekitarku menganggap aku sekedar bercanda, stress, atau malah -paling parah- menyebutku tidak waras. ada banyak reaksi ketika aku mengungkapkan ide-ide gilaku.

----conversation with several friends----

friends : hahahahaha.

aku : beneran!

friends : woo.. gemblung! dasar riris! edan! memang dari dulu gila kamu!

(dan mereka pun sahut menyahut seperti burung gagak)

aku : (nyengir)


----another conversation----

uki : hehehehe. ada-ada aja kamu.

aku : lho. serius. suer! ndak masalah kan?

uki : heh, nggak usah nganeh-nganehi.

aku : kenapa sih? kamu malu kalo aku jadi loper koran di perempatan?

uki : heh! ini bukan masalah aku malu ato enggak.

aku : lalu?

uku : ya ampun, kamu itu perempuan!

aku : so what? kan cuman sementara.. halal juga.

uki : loper itu pekerjaan berat. nanti kamu kepanasan. kehujanan. debu. polusi. gosong. item.

aku : lha, kan nanti kalo pulang kerja, mandi sampe bersih.

uki : gak usah!

aku : tapi kan...

uki : tiap dibilangin kok mesti ngeyel! nggak usah!!

aku : :-(


----the worst conversation----

ibu : hahahahahaha (ketawa terus nggak berhenti)

aku : kan enak tho bu, aku bisa punya uang sendiri, sambil nunggu tawaran interview. hehehe. keren kan?

ibu : yaaa.. ndak papa. ibu malah seneng kamu ndak minta duit lagi sama ibu. jadi duit ibu bisa ndak berkurang. hahahahahaha (terus, dan terus tertawa)

aku : lho. ibu ndak percaya tho? beneran ini. serius ini bu.

ibu : walah..

aku : sumpah. aku serius beneran ini.

ibu : hmm... apa-apaan kamu.

aku : lho. sumpah, serius ini. aku dah cari2 informasi tempat distributor koran ma majalah. ya? boleh ya? boleh kan? ya bu, ya?

ibu : heh. ndak usah ngawur kamu.. memangnya ndak ada pekerjaan lain, apa?

aku : lho, apa salahnya jadi loper koran? kan kita tinggal ambil koran dan majalahnya. trus aku cuman butuh pakai baju seadanya, pake sandal jepit, berdiri di perempatan jalan ITN sana. kalo ada lampu merah, aku tinggal nawarin ke mereka yang berhenti. beres, tho?

ibu : EHH!! ndak usah aneh-aneh! kamu pikir buat apa ibu nyekolahin kamu jauh-jauh? buat apa ibu dari dulu biayain kamu yang masuk S1 keperawatan? ilmu-mu selama 5 tahun itu trus buat apa?

aku : lho.. kan cuman sementara bu... istilah kerennya kerja part time, gitu. ato freelance. kan ndak full time. ndak selamanya. cuma buat ngisi waktu. ya bu, ya? boleh, ya? ya?

ibu : HEEHHH! kok tambah nganeh-nganehi kamu! Bapaakkk.. ini pak! anakmu telpon, katanya mau jadi loper koran!

(dan bapak mengambil alih telepon, ikut mengomel panjang x lebar x tinggi)

ibu+bapak : wis! ndak usah aneh2! ayo cepet pulang ke Bondowoso! ndak usah lama2 di Malang! bapak ibu masih kuat ngasih kamu duit tiap bulan. Pulang!

aku : tapi.....

ibu+bapak : PULANGGGG!!!

aku : X-(

----JADI, MATILAH AKU----

huhhhh. day by day, aku semakin benci menjadi seorang job seeker. terpingit. otak tumpul. menjadi idiot. huhuhuhuhuhu.

tolooongggg....!

mual

kadang hari-hari ini begitu lambat berjalan. mungkin aku mulai kebosanan. dan merasa kosong. ada sedikit mual jika harus mengatakan soal rasa.

mungkin ada baiknya untuk sekedar berpergian sendiri. melepaskan semua yang membebat seperti benang kusut di otakku. ah, aku sejujurnya takut, bahwa aku hanyalah seseorang dengan mekanisme koping yang lemah.

ugh. perutku benar-benar mual.

hi world..

hi world...
humh.