kegelisahanku hari ini...

aku memulai hari ini dengan kegelisahan yang begitu absurd dan tak bisa kuterjemahkan. dengan setumpuk pekerjaan di tangan, pikiran ini sudah cukup terkuras dan kurasa tak ada cukup ruang lagi untuk bisa menganalisis hal-hal lain diluar itu.

hingga saatnya aku menginjak petak baruku. kotak 2x2,5 m2 yang separuh berdinding tembok dan separuhnya lagi berdinding triplek. sungguh berbeda dengan petak-petak yang kusewa sebelumnya, yang menawarkan kenyamanan, privasi, bahkan fasilitas yang lebih dari cukup. aku melepaskan beban pekerjaan yang selama ini memenuhi otakku, di kamar sempit dan pengap itu. kipas angin kecil di dalam kamar mulai bekerja mendinginkan kulitku. kupikir aku akan bisa tertidur, atau setidaknya beristirahat sejenak sebelum memaksa otakku bekerja rodi kembali.

nyatanya aku tak bisa.

kegelisahan justru semakin menjadi saat kevakuman terjadi. saat tak ada lagi yang harus kukerjakan. aku hilir mudik dengan rasa yang tak menentu. meresahkan sesuatu, yang bahkan aku sendiri tak tau apa yang harus diresahkan. karena aku tau semuanya baik-baik saja. hanya saja kegelisahan ini ternyata cukup menyiksa. hingga aku harus mengalihkan perhatian untuk melakukan kegiatan2 yang sebenarnya kurang begitu kusukai, err.. sebutlah menguras kamar mandi dan menyikat lantainya. sebuah pekerjaan yang jarang sekali kusentuh, bahkan bisa dibilang tak pernah kusentuh sejak aku lahir hingga sebulan terakhir ini. kalau bukan kondisi kos2an yang tak menyediakan pembantu rumah tangga, aku mungkin tidak akan pernah melirik pembersih porselain, bahkan sikat wc itu. aku hanya butuh untuk melakukan sesuatu. untuk membuang kegaduhan di dalam planetku sendiri. dan, ya memang, aku lupa sejenak. keresahan itu tergantikan dengan bulir-bulir air yang mengisi pori-pori dan tiap jengkal kulitku.

hingga semuanya kembali usai dan peluhku mengering. dan aku kembali pada titik awal. demi Tuhan, kegelisahan ini tak bermakna. karena memang tak ada yang harus kuresahkan. tapi semua ini menyiksa batinku tak kunjung henti.

aku merebahkan diri kembali di kasur kapuk itu. sembari menimang ponsel kecil produk lama pemberian sepupuku. tak ada yang kulakukan dengan ponsel itu. hanya memandanginya. membuka kunci keypadnya. dan menunggunya terkunci kembali secara otomatis. begitu seterusnya. repetitif dalam kekosongan dan lamunan.

dalam diam aku meneliti detail ponsel di tanganku. selainnya fisiknya yang usang, ponsel ini tidak canggih memang. tidak semewah dan selengkap fasilitas ponsel-ponsel yang pernah kumiliki sebelumnya. tapi ponsel ini begitu ringan kubawa kemana-mana. aku memilikinya tanpa beban. dan aku benar-benar nyaman memilikinya. dalam kesederhanaan yang kumiliki sekarang, aku menemukan kedamaian. dan berbagai bentuk kesederhanaan yang kupilih dalam hidupku sekarang nyatanya tidak menyurutkan kebahagiaanku. justru dengan melaluinya membuatku menemukan lautan luas keindahan dalam wujud syukur. tidak seperti saat-saat memiliki kemewahan dan fasilitas yang dulu begitu memanjakanku.

kesederhanaan ini menghadirkan kebahagiaan tersendiri buatku.

sama seperti dirimu.

kamu hadir dalam segala kesederhanaan yang berwujud dan tak berwujud. membuatku tersadar, bahwa sesungguhnya aku sudah tau -atau lebih tepatnya merasa- bahwa kamu akan menjadi sosok yang berarti dalam hidupku. bahkan sejak mata kita pertama kali bertemu pada gerimis malam itu. naluriku berbisik, ada sesuatu yang besar, yang akan terjadi diantara kita. walaupun aku belum tau benar, apa dan bagaimana bentuknya.

aku mencintaimu dengan sederhana.

seperti matahari yang tak lupa mengecup dunia. seperti embun pagi yang selalu ingin membasahi dedaunan. dan seperti bintang yang selalu ada di langit malam. kamu tau? dia selalu ada. bintang itu tetap di tempat yang sama. mengerlingkan kelap kelip indah untuk dinikmati. meski kadang gumpalan awan memburamkan hadirnya.

dan aku ingin selalu ada.

semua kesederhanaan ini. mewujudkan rasaku tentangmu. degup-degup jantungku semakin berdetak kencang. ada desir hebat yang mengalir di dalam sini. aku tau, inilah jawaban atas kegelisahan yang seharian berkecamuk tanpa makna. dan sekarang, aku yakin aku tau benar. bahwa semua ini bukan tanpa makna.

karena semua kegelisahanku ini adalah tentang kamu.

keajaiban terjadi. seperti sebuah muatan listrik yang saling terhubungkan satu dengan lainnya. karena tiba-tiba ponsel dalam genggamanku menyuarakan suatu nada, bahwa ada pesan singkat yang datang.

"tidakkah kamu merindukanku?"

kalimat singkat dalam pesan singkat itu seakan menghentikan seluruh laju darahku dalam sekejap.

***

matahari sudah hampir tenggelam dan menyisakan semburat merah. tapi aku tak peduli. segera kukemasi barangku seperlunya. mengenakan pakaian seadanya. menyisir rambutku secepat mungkin. aku tau, ini semua tak penting untukmu. kehadiranku lah yang akan berarti buatmu. seperti kehadiranmu yang juga begitu berarti buatku.

aku mempercepat langkahku. meninggalkan kotak sempit itu. membaur bersama debu-debu jalanan dan matahari senja.

dan aku mengetik 4 kata dalam balasan pesan singkatku.

"aku datang. tunggu aku."

***

untuk laki-laki yang akan bertambah usianya esok pagi. selamat ulang tahun. :)