kerak

hidupku baik-baik saja. semua berjalan seperti biasa. walaupun banyak hal telah mengendap dan menjadi kerak di dalam sini. tapi anehnya, hidupku masih berjalan sesuai siklusnya. aku tertawa. aku berjalan. aku mengerling. aku mencinta. aku bersedih. aku berputar. aku menari. semuanya berjalan seperti biasa.

benar begitu kan, ris?
tidak. ya. tidak. yah, entahlah.
mungkin memang begitu.

semuanya sudah mengendap. bertransformasi menjadi kerak tebal yang begitu sulit dicairkan. aku tidak berniat menyimpan cerita. hanya saja semua ini terjadi begitu saja. otak dan jiwaku seperti terprogram secara otomatis. setiap ada input baru, dia akan tersimpan secara otomatis. mengendap. mengerak. otomatis. tak ada program pencairan dan penguapan. setidaknya untuk mengurangi beban pun tak ada. seperti plak yang sulit dilepaskan.

ah, padahal dunia ini begitu ramai. seharusnya ada satu tempat untuk bisa mencairkan semua plak-plak terendap ini. tapi plak ini begitu sulit dilepaskan. sudahlah.. toh hidup ini masih akan baik-baik saja, bukan? aku tertawa. menangis. menari. berputar. nah, see? aku pun tau, hidup ini masih berjalan seperti biasanya. walaupun ada segumpal jiwa yang kosong. tapi toh semuanya tetap berjalan.

hidup ini berjalan statis. menggaris tanpa makna. bahkan tak lagi berwarna. walaupun di sekelilingku penuh dengan dunia.

ah, aku hanya lupa cara bercerita.
karena memang tak ada siapa-siapa.